Teuku Ibrahim Dorong Sosialisasi Pancasila yang Sentuh Masyarakat Akar Rumput

Anggota Komisi XIII DPR RI Teuku Ibrahim dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala BPIP di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025). Foto: Runi/vel
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XIII DPR RI Teuku Ibrahim menyatakan Fraksi Partai Demokrat dapat menerima laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN tahun 2024 oleh BPIP. Namun, ia menekankan perlunya perbaikan dalam strategi sosialisasi ideologi Pancasila, yang hingga kini dinilainya belum menunjukkan hasil signifikan.
“BPP dibentuk pada tahun 2018, sudah berjalan enam tahun, tetapi hingga saat ini perbedaan pemahaman ideologi Pancasila belum ada hasil yang cukup membanggakan,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala BPIP di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Ia menyoroti masih banyaknya masyarakat, terutama para ibu rumah tangga, yang belum memahami Pancasila. Padahal, menurutnya, ibu merupakan tokoh sentral dalam pendidikan keluarga. Untuk itu, ia mengapresiasi pelibatan anggota DPR dalam sosialisasi Pancasila, dan berharap porsi itu ditingkatkan.
“Di lapangan kita masih menemukan ibu-ibu rumah tangga yang tidak tahu sama sekali tentang Pancasila. Makanya ke depan kami ini dilibatkan lagi dan diberi porsi yang banyak,” tambahnya.
Politisi asal Aceh ini juga menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih menyentuh ke daerah-daerah terpencil, terutama wilayah pasca konflik seperti Aceh. Ia mengingatkan bahwa pemahaman ideologi negara masih sangat minim di banyak komunitas pedalaman.
“Di daerah saya, masyarakat Aceh tentang perjuangan masih sangat kental. Pancasila itu masih sangat asing bagi mereka, apalagi di pedalaman,” ucap Teuku.
Ia juga mendorong BPIP untuk merancang pola sosialisasi yang lebih efektif dan kontekstual, agar benar-benar menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat. Bahkan, ia mengusulkan agar pendidikan moral Pancasila (PMP) kembali dihidupkan seperti zaman sekolah dulu.
“Dulu waktu kita sekolah ada PMP, luar biasa. Kita diajarkan sangat patuh kepada guru dan orang tua. Sekarang? Dicubit sedikit saja, anak-anak langsung mengadu,” ungkapnya.
Teuku menegaskan bahwa sosialisasi ideologi Pancasila tidak boleh dilakukan secara asal. Harus ada strategi yang tepat agar benar-benar mengakar dan membawa perubahan perilaku masyarakat. (gal/aha)